St. Yohanes Berkhmans Todabelu Mataloko

 “LIMA S” SEBAGAI PILAR-PILAR  PENDIDIKAN HOLISTIK CALON IMAM SEMINARI SANTO YOHANES BERKHMANS TODABELU MATALOKO

 Kelima S itu adalah: Sanctitas (kekudusan), Sanitas (kesehatan), Scientia (pengetahuan), Sapientia (kebijaksanaan), dan Socialitas (kemasyarakatan / persaudaraan).

SANCTITAS

Hakekat Pembinaan:

 Pendampingan Sanctitas itu berkaitan dengan berbagai pembinaan rohani seminaris. Karena seminaris adalah calon imam, maka hidupnya diarahkan kepada persatuan dengan Kristus sebagai Imam Agung, dan persatuan dengan tugas perutusanNya.

Dengan kata lain, seminaris dibimbing untuk beriman kepada Kristus, mengikutiNya, dan menjadikan Kristus sebagai pusat kehidupannya. Agar dapat mempersatukan dirinya dengan Kristus, seminaris dibimbing untuk dekat dengan Bunda Maria dan menjadikan Bunda Maria sebagai ibunya sendiri dalam meraih cita-cita menuju imamat.

Bentuk Pembinaan:

Pembinaan Hidup Rohani: dilakukan antara lain lewat latihan-latihan rohani untuk memperkokoh iman dan menjelmakannya dalam kehidupan nyata. Latihan-latihan rohani itu adalah:

  • merenungkan Sabda Tuhan melalui meditasi tulis harian dan syering Kitab Suci;
  • menjalankan tradisi doa, yakni doa Rosario, devosi, novena, salve, completorium, vesper, ibadat, siarah, meditasi Taize, Lectio Divina, retret dan rekoleksi;
  • merayakan Sakramen: Ekaristi (harian, hari Minggu dan hari raya), Tobat/pengakuan dosa;
  • mendalami bacaan rohani: riwayat hidup orang kudus, sejarah gereja, tokoh-tokoh gereja;
  • mempelajari liturgi dasar dan praktis
  • melaksanakan tradisi silentium, yakni keheningan.

Pembinaan Motivasi Panggilan: dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti konferensi umum, yakni perbincangan dan dialog mengenai hal-hal praktis yang dilakukan sehari-hari. Kegiatan ini dipandu oleh tim prefek masing-masing jenjang (SMP dan SMA); konferensi kelas, yang dilakukan oleh prefek pendamping kelas masing-masing kelas; pertemuan pribadi (ratio) antara siswa dan salah satu tim prefek atau pembina rohani; retret tahunan masing-masing kelas; rekoleksi akhir bulan hari Sabtu; aksi panggilan melalui live in kelompok etnis di paroki; keterlibatan dalam karya parokial; kegiatan Hari Orangtua Seminaris (HOS).

SANITAS

 Hakikat Pembinaan

Pendampingan sanitas berkaitan dengan kesehatan jiwa raga seminaris. Pendampingan bermaksud membantu para siswa merawat kesehatan fisik dan mentalnya, agar dapat berkembang maksimal menjadi pribadi yang seimbang dan matang.

Bentuk Pembinaan

Kesehatan Fisik: para siswa diwajibkan memeriksakan diri dan mendapatkan keterangan kesehatan dari laboratorium; seminari menyediakan makanan dan minuman yang sehat dan bersih; dalam aturan harian, selalu ada waktu untuk berolahraga dan disediakan sarana untuk itu, baik di luar ruangan maupun di dalam ruangan; ada juga pengaturan kerja tangan di pos kerja masing-masing, di kebun, atau di asrama; ada waktu untuk istirahat dan rekreasi yang cukup setiap hari; penyediaan unit perawatan kesehatan dan tenaga medis; ada kerja sama dengan Puskesmas dan rumah sakit; secara berkala dilakukan cek kesehatan, pengasapan, dan pembagian obat, misalnya untuk mengatasi kaki gajah; penataan lingkungan asrama dan sekolah yang bersih; kolaborasi dengan orangtua dan keluarga.

Pendewasaan diri: ada pendampingan dalam hal pengenalan diri, keluarga, dan lingkungan; bimbingan dan konsultasi pribadi; bimbingan penghayatan seksualitas diri; bimbingan menyangkut etiket sopan santun, ketaatan dan pengendalian diri; bimbingan hidup jujur, disiplin dan bertanggungjawab; bimbingan untuk tekun, kreatif, kerja keras dan inisiatif; bimbingan kepada kemandirian melalui hal-hal praktis, seperti: mencuci, menata (sandal/sepatu, lemari, tempat tidur, kelas, buku, kamar makan, dan lain-lain), memecahkan masalah, mengelola keuangan pribadi; bimbingan melalui kegiatan Perkemahan Pramuka, Perkemahan bahasa Inggris, Perkemahan Rohani; LKTD; correctio fraterna.

SCIENTIA

Hakikat Pembinaan

Pendampingan Scientia itu berupa pengembangan terbimbing dalam ilmu pengetahuan, keterampilan, dan organisasi (kepemimpinan); pembiasaan proses berpikir logis dan kritis, pengembangan kebiasaan membaca; pengembangan potensi-potensi diri dalam berbagai keterampilan; penguasaan ilmu dan teknologi.

Bentuk Pembinaan

Pengembangan ilmu pengetahuan: dilakukan melalui proses pembelajaran sesuai kurikulum Negara, dan  kurikulum seminari; adanya pengaturan waktu belajar di luar waktu sekolah (sore dan malam); pengembangan literasi wajib melalui bacaan dan Cakus (Catatan Khusus mengenai bacaan); penyediaan perpustakaan dengan koleksi buku dan majalah yang memadai; perlombaan yang berkaitan dengan buku; laporan buku dan diskusi buku bulanan; pengembangan keterampilan berpikir melalui diskusi dan tulisan-tulisan.

Pengembangan keterampilan: melalui keterampilan jurnalistik lewat mading Osis, mading Kelas, mading Rohani, Koran “Kompas”, majalah Florete, Berkhmawan News, Ladang Sastra Berkhmawan (Lastrawan), Pondok Sastra; pengembangan keterampilan berbahasa asing melalui English Club – Eagle, English Immersion Program, English Young Corn Party, English Summer Market, English Camp; diskusi akademi “Sanctus Agustinus”; pengembangan keterampilan berpidato, bercerita, berpuisi, MC; pengembangan keterampilan bernyanyi, pentas seni budaya, teater, tari, music instrument; penataan perlengkapan pribadi di ruang tidur, kelas, kapela.

Pengembangan kemampuan berorganisasi melalui Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar (LKTD); kepemimpinan Osis dengan menangani berbagai bidang tugas; latihan berorganisasi melalui kegiatan-kegiatan kelompok etnis; kepanitiaan dalam berbagai kegiatan asrama dan sekolah; kegiatan kepramukaan, misalnya dalam Jumat dan Sabtu Pramuka.

SAPIENTIA

Hakikat Pembinaan: pembinaan Sapientia meliputi arif dan cermat membuat pertimbangan dalam pengambilan keputusan; cerdas membedakan yang baik dan yang tidak baik, pantas dan tidak pantas.

Bentuk Pembinaan: mengikuti pedoman hidup harian yang ditetapkan dan telah teruji; adanya waktu untuk refleksi pribadi dalam keheningan yang tertuang dalam meditasi tulis harian dan / atau refleksi-refleksi khusus; mengasah hati nurani melalui kegiatan-kegiatan rekoleksi, retret, Lectio Divina, renungan harian, discernment untuk pengambilan keputusan bersama maupun pribadi; puncta-puncta dan konferensi-konferensi; pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, pengembangan keterampilan, pengembangan kegiatan kerohanian, pengembangan kegiatan kepramukaan, literasi, kecintaan pada lingkungan hidup, penataan lingkungan, pengendalian penggunaan keuangan, penerapan coaching dalam bimbingan pribadi maupun bersama.

SOCIALITAS

Hakikat Pembinaan

Socialitas berkaitan dengan penumbuh-kembangan respek, solidaritas, kepedulian/kepekaan, serta tanggungjawab terhadap sesama.

Bentuk Pembinaan: dilakukan melalui keterlibatan yang aktif dan penuh dalam kegiatan-kegiatan sesuai pedoman dan aturan harian; ikut serta aktif dalam berbagai kegiatan kerohanian; terlibat penuh dalam kegiatan-kegiatan kebersamaan (acara-acara rutin bersama, olahraga, kerja, pentas seni budaya, rekreasi, piknik, kepramukaan, kegiatan etnis); pelayanan hidup keasramaan: makan, minum (siap meja, cuci perlengkapan makan, bersihkan kamar-kamar, ngepel lantai, dan lain-lain); nosocomus (pelayanan kepada orang sakit); pengembangan sikap berbagi: solider dengan teman-teman yang berkekurangan (uang, kiriman); melaksanakan acara menjelang pesta keluarga; melaksanakan kegiatan live-in; kunjungan keluarga / kerabat.