LKD Hari III: dari Problem Solving hingga Outbound

St. Yohanes Berkhmans Todabelu Mataloko

Para Pengurus OSIS SMA Seminari St. Yohanes Berkhmans Todabelu kembali mengikuti Latihan Kepemimpinan Dasar (LKD) hari ketiga, Sabtu (16/03). Sebagaimana tercantum dalam jadwal yang dikeluarkan oleh Panitia LKD, hari ketiga ini merupakan hari puncak dari keseluruhan rangkaian kegiatan LKD.

Materi yang dibahas pada hari ketiga ini bertajuk “Problem Solving” (Pemecahan Masalah) yang disajikan oleh RD. Alex Dae Laba. Dalam materinya, RD. Alex sangat menekankan cara untuk memecahkan masalah yang kerap terjadi dalam lingkungan OSIS. Menurutnya, strategi pemecahan masalah yang efektif ialah bukan lewat kekerasan, melainkan  dengan berdiskusi secara saksama guna menemukan solusi baik.

“Tidak ada solusi yang instan. Semuanya harus ada kerja keras dengan saling berdiskusi untuk menyelesaikan persoalan, dan jangan cepat terbawa emosi karena bisa merusak semuanya”, tegas RD. Alex Laba.

Di sela-sela sesi presentasi materi tersebut, Ketua Panitia LKD, Ibu Noni Rasni memberi pesan kepada para Pengurus OSIS untuk mengikuti secara baik semua hal yang telah disampaikan ataupun yang dipaparkan oleh para pemateri dalam LKD.

“Jangan sia-siakan apa yang telah disampaikan dan diberikan oleh para pemateri, para pembina dalam LKD ini. Itu semua adalah panduan yang berguna untuk perjalanan OSIS kamu selama satu tahun ke depan”, pesan Ibu Noni.

Adapun sesi terakhir dari kegiatan LKD hari ketiga, diisi dengan outbound. Semua peserta dibagi ke dalam sepuluh kelompok yang masing-masing beranggotakan sembilan orang.

Kemudian, semua peserta LKD diinstruksikan mengganti pakaian bebas untuk bermain game di pos-pos yang sudah disiapkan. Tiap-tiap game menghadirkan aneka tantangan.

Ada empat tantangan yang diberikan oleh panitia. Di pos satu, Pak Enso Feto sebagai penjaga pos memberikan tantangan kepada setiap kelompok untuk memindahkan kertas secara bergilir dari seorang ke yang lain dalam posisi berlutut, tanpa bantuan tangan ataupun dengan gigitan.

Di pos dua, Ibu Linda Wati sebagai penjaga pos menantang setiap kelompok untuk memilih di antara dua mangkuk yang tetutup, dengan tanpa mengetahui isinya.

Mangkuk berwarna oranye berisi kacang tanah dan mangkuk berwarna hijau berisikan sayur daun pepaya yang pahit. Jikalau kelompok memilih mangkuk hijau, maka konsekuensinya harus menghabiskan sayur yang ada di dalamnya.

Di pos tiga, Ibu Themy Woghe sebagai penjaga pos menantang setiap kelompok untuk menjawab teka-teki. Apabila gagal dalam menjawab, maka setiap anggota kelompok akan dimahkotai dengan dedaunan layaknya seorang gadis. Selanjutnya di pos terakhir, setiap kelompok diperintahkan untuk merayap di dalam genangan air yang penuh lumpur.

Setelah melewati tantangan di empat pos, setiap kelompok wajib memberi laporan sekaligus refleksi singkat atas perjalanan mereka melewati setiap pos. Mereka juga diminta untuk menampilkan yel-yel versi kelompok mereka masing-masing.   

Di penghujung outbound tersebut, Ketua OSIS periode 2024 – 2025, Olan Nanga mengungkapkan harapannya. “Saya harap semua tantangan yang diberikan dapat menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwasannya dalam membangun OSIS harus ada namanya kerja sama, kerja keras, dan kerja piker, agar OSIS yang baru ini dapat berdiri tegak selama satu periode ke depan”, ungkap Olan. (Harol Tage).