Dari Konsistensi hingga Prospek LDK OSIS 2025/2026

Catatan Reflektif atas Kegiatan LDK OSIS Periode 2025/2026

Setelah berproses selama tiga hari, 102 siswa kelas X dan XI, pengurus OSIS SMA Seminari St. Yoh. Berkhmans periode 2025/2026 akhirnya boleh menyelesaikan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK), Jumat (28/3/2025). Kegiatan ini berjalan di bawah tema “You are Leader”. Tentu ada banyak nilai dan harapan yang boleh direfleksikan dari kegiatan tersebut, baik bagi para siswa sebagai peserta kegiatan, maupun bagi para guru/pembina selaku pendamping kegiatan.

Tulisan ini menjadi salah satu catatan reflektif di antara banyak refleksi mengagumkan dari para siswa dan para guru/pembina terhadap kegiatan LDK. Refleksi ini lebih merujuk pada pengamatan sekilas penulis atas LDK, bincang-bincang penulis dengan para siswa dan guru di sela-sela kegiatan terkait prospek dari LDK, dan dari buku dan lembaran catatan beberapa siswa selama LDK.

Konsistensi dan Keteladanan Jadi Rujukan Utama

Dalam setiap materi yang disajikan dalam LDK, para pemateri senantiasa menegaskan agar OSIS periode 2025/2026 harus mampu menegakkan konsistensi terhadap setiap visi, misi, dan program kerja yang dicanangkan. Hal ini berangkat dari kepemimpinan OSIS selama beberapa tahun terakhir yang sering dikeluhkan dalam hal semangat untuk mengoordinasi masyarakat OSIS. Bahasa keluhan yang sering tampil, ialah “OSIS sering panas-panasan tahi ayam; di awal semangat memimpin, di pertengahan hingga akhir, mulai meredup”.

Bagi penulis, rujukan utama untuk membangun konsistensi dalam kepemimpinan bisa ditilik dalam pandangan seorang filsuf Yunani, Aristoteles. Bagi Aristoteles, konsistensi terbentuk melalui habitus yang dibangun setiap saat, setiap waktu, dan tidak momental. “We are what we repeatedly do. Excellence, then, is not an act, but a habit. Kita adalah apa yang berulang kali kita lakukan. Keunggulan bukanlah sebuah tindakan, melainkan sebuah kebiasaan.”

Jikalau OSIS periode 2025/2026 ingin menjadi OSIS yang konsisten, berarti mesti menciptakan habitus, terus-menerus setiap saat menegaskan, mengingatkan, dan mengoordinasi masyarakat OSIS untuk bertahan, menjalankan visi-misi, dan program kerja yang dicanangkan. Suara konsistensi OSIS bukanlah suara momental (menunggu ada masalah baru bersuara), melainkan suara pencegahan, yang dibiasakan dari waktu ke waktu setiap hari, guna menampik problem-problem yang bertentangan dengan visi, misi, program kerja OSIS. Jika hal ini ditata secara baik, maka akan membuahkan kesan dan pandangan positif orang terhadap kepemimpinan yang dibangun.

Selain konsistensi, para pemateri turut menegaskan aspek keteladanan yang perlu dimiliki oleh para pengurus OSIS periode 2025/2026. “Kita bersuara, arahkan teman-teman untuk ikut aturan, kegiatan, berarti kita harus yang pertama menjalankan itu. Kita tidak boleh menjadi sumber masalah dan mengkhianati apa yang sudah kita tegaskan, programkan,” ungkap para frater di sela-sela materi yang disajikan, Rabu (26/3/2025). Ataupun sebagaimana ditegaskan oleh Kepala SMA Seminari, RD. Tinyo Sera saat memaparkan materinya, Rabu (26/3/2025), “pemimpin yang berkarisma adalah pemimpin yang harus mampu memberi teladan bagi orang-orang yang dipimpinnya”.

Dalam pandangan Aristoteles, pemimpin yang memberi teladan merupakan pemimpin yang didealkan oleh masyarakat. Menjadi pemimpin, bagi Aristoteles, tidak hanya sebatas membuat keputusan, mencanangkan visi, misi, program, bersuara dari waktu ke waktu, tetapi mesti pula menjadi kompas moral bagi masyarakat (OSIS) yang dipimpin. Inilah kualitas sejati seorang pemimpin.

Prospek LDK

Bagi para guru dan pengurus OSIS periode 2025/2026, LDK diharapkan mampu membawa dampak positif bagi kepemimpinan OSIS periode 2025/2026. “Para siswa harus bisa belajar banyak hal positif dari kegiatan ini, harus bangga karena memimpin OSIS, harus bisa bawa perubahan, dan harus bisa bangun kekompakan dalam kepengurusan OSIS”, ungkap Tinyo saat membuka kegiatan LDK, Rabu (26/3/2025).

Selain itu, Pembina OSIS, Ibu Noni Rasni kepada penulis di sela-sela kegiatan, mengharapkan agar lewat LDK, para siswa mampu memimpin OSIS dengan baik dan bijaksana. Para siswa harus bisa belajar dari problem-problem dalam kepemimpinan OSIS sebelumnya: yang salah diperbaiki, yang baik dilanjutkan.

Prefek SMA Seminari, RD. Beni Lalo juga menegaskan bahwa dari LDK, OSIS periode 2025/2026 mesti belajar untuk menjadi pemimpin yang mampu menemukan solusi atas setiap persoalan yang sering muncul di setiap periode kepemimpinan OSIS. “Solusi yang harus zero tolerance terhadap masalah-masalah yang sering dihadapi. Cari akar masalahnya. Temukan solusi dengan metode akar batang, cabang, ranting,” jelas Beni saat memaparkan materinya, Kamis (27/3/2025). Selain itu, untuk mengatasi masalah, OSIS perlu membangun komunikasi, baik secara horizontal, dalam kepungurusan OSIS, maupun secara vertikal, misalnya dengan pembina OSIS, wakasek kesiswaan, kepala sekolah, prefek SMA, guru, dan pembina di asrama.

Bagi Wakasek Kesiswaan, RD. Seli Fe dalam materinya, Kamis (27/3/2025), OSIS periode 2025/2026 mesti mampu menggerakkan warga OSIS guna menekan fenomena negatif yang cenderung menggandrungi lulusan Seminari Mataloko di Seminari Tinggi Interidosesan St. Petrus Ritapiret. Ada tujuh poin yang perlu diperhatikan oleh OSIS. Pertama, motivasi masuk Seminari untuk menjadi imam itu kecil. Orang tua memasukkan anak ke Seminari untuk mencari “aman”; dibandingkan sekolah lain. Seminari hanya sebagai batu loncatan. Kedua, kuatnya mental santai pada siswa dan lemahnya semangat membaca. Ketiga, butuh pendamping yang harus selalu hadir untuk mengarahkan para siswa untuk melakukan sesuatu, bukan karena kesadaran dari dalam diri. Keempat, menurunnya inisiatif dan kreativitas. Kelima, lemahnya kejujuran dan tanggung jawab. Keenam, adanya tren kirim-bawa pakaian yang kotor untuk dicuci di rumah (soal kemandirian). Ketujuh, pentingnya pembentukan karakter.

Selain itu, kepada OSIS periode 2025/2026, RD. Hardin Roga dalam materinya, Jumat (28/3/2025), menekankan keterampilan problem solving. OSIS periode 2025/2026 harus punya keterampilan untuk mencari penjelasan dan jawaban atas masalah yang dihadapi. Karena itu, OSIS mesti memiliki tujuh keterampilan problem solving, yakni analisis, komunikasi, kecerdasan emosional, ketahanan, kreativitas, adaptasi, dan kerja sama.

Harapan yang ditegaskan oleh para guru/pembina, pemateri tersebut, disambut baik oleh para pengurus OSIS. Saat diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat di sela-sela pemaparan materi, para siswa optimis bisa memimpin OSIS dengan baik. Beberapa siswa menegaskan upaya-upaya konkret untuk menampik problem-problem yang muncul dalam kepemimpinan OSIS periode sebelumnya. “Saya ingat pesan kak Olan Nanga (ketua OSIS periode 2024/2025) untuk OSIS kami: hal-hal yang buruk dari OSIS kami, jangan kamu ikut. Cukup ambil dan pelajari hal-hal baik serta lanjutkan itu”, ungkap Ketua OSIS terpilih periode 2025/2026, Jodeth Haobenoe saat diberi kesempatan untuk berbicara dalam pemaparan materi oleh Fr. Bayu Tonggo, Rabu (26/3/2025).

Akhirnya, catatan ini ditutup dengan ajakan untuk mendoakan OSIS periode 2025/2026, agar mampu memimpin warga OSIS dengan konsisten dan punya spirit keteladanan. OSIS periode 2025/2026 harus bangga, karena, sebagaimana dikatakan oleh Tinyo saat menutup kegiatan LDK, (Jumat, 28/3/2025), pertama, OSIS periode 2025/2026, merupakan OSIS calon imam, yang bekerja di sekolah dan di asrama. Kedua, OSIS periode 2025/2026 akan dilantik di awal tahun Yubileum Gereja. Karena itu, dalam kepemimpinannya, OSIS periode 2025/2026 harus pula menampilkan wajah Yubileum, wajah harapan bagi warga OSIS. (Bayu Tonggo).

  • Related Posts

    VULTURE

    Laporan Perjalanan Rm. Nani (40) Seorang gadis kecil dari Sudan yang kelaparan tertelungkup jatuh tanpa tenaga lagi. Dia sudah berhari-hari tidak makan dan sedang berusaha ke pos makanan terdekat. Apa…

    MEMPERTANYAKAN MODEL FORMASI KITA

    Laporan Perjalanan Rm. Nani (39) “Seorang imam muda dikirim keluar negeri untuk menjadi misionaris. Namun, hanya dalam 10 bulan dia sudah minta pulang. Dia mengeluh tentang bahasa. Dia mengeluh tentang…