Laporan Lino Kesu
Ketua OSIS SMA Seminari St. Yohanes Berkhmans Todabelu, Fransiskus Solanus Bheja Nanga atau Olan Nanga turut terlibat dalam talkshow bertajuk “Bambu Warisan Budaya Ngada” di Kampus Bambu Turetogo, Desa Wogo, Kecamatan Golewa, Ngada pada Sabtu, 27 Juli 2024.
Dalam talkshow tersebut, hadir juga Marselus Selu (tokoh masyarakat Wogo), Moses Janga (Camat Golewa), Todis Reo (Asisten Bupati Ngada Bidang Perekonomian), dan Ivan Botha (Kadis Pariwisata Ngada).
Talkshow ini menjadi salah satu acara dalam rangkaian acara Pasar Napu Bheto Turetogo yang juga menjadi bagian dari rangkaian acara menyongsong festival Wolobobo tahun 2024.
Dalam talkshow tersebut, Olan berbicara tentang bambu dalam pandangannya sebagai pelajar di SMA Seminari Todabelu. Menurutnya, sistem budi daya dan pengolahan bambu di Kabupaten Ngada sangat mengagumkan.
“Bambu di Kabupaten Ngada telah dikelola secara baik untuk menjawabi kebutuhan ekonomis dan ekologis. Bagi saya, ini sangat mengagumkan,” jelas siswa kelas XII ini.
Menurut Olan, dari sisi ekologis, bambu misalnya dapat memulihkan lahan kritis. Sementara itu, dari sisi ekonomis, bambu dapat diolah menjadi aneka produk yang sangat akrab dengan tradisi masyarakat lokal di NTT, seperti furnitur, kerajinan tangan, dan perumahan adat.
Baginya, hal itu berkat kerja keras dari Yayasan Bambu Lestari (YBL) melalui Kampus Bambu Turetogo.
Kampus Bambu Turetogo sendiri telah hadir sejak tahun 2021 sebagai Sekolah Lapang Bambu (SLB) bagi individu, masyarakat desa, komunitas adat, serta organisasi perempuan dan pemuda.
Selain itu, Olan juga menyampaikan bahwa sudah dua tahun terakhir, Seminari Mataloko telah membangun kerja sama dengan Kampus Bambu Turetogo dalam bidang pendidikan dan pengembangan lahan bambu.
Dalam bidang pendidikan, Kampus Bambu Turetogo telah mendampingi para siswa SMA Seminari yang tergabung dalam P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) bidang Kewirausahaan pada tahun pelajaran (tapel) 2022/2023 lalu.
Pihak Kampus Bambu melatih para siswa SMA Seminari untuk mengolah bambu menjadi ragam kerajinan tangan.
Adapun tema P5 bidang kewirausahaan pada tapel 2022/2023 yang turut menginspirasi kerja sama Seminari dan Kampus Bambu tersebut, ialah “Yang Terbuang, Menjadi Uang”.
Pada tapel 2023/2024, kerja sama Seminari dan Kampus Bambu berlanjut dalam bidang pengembangan lahan bambu dengan menjadikan lahan seluas empat hektare di Tanjung Seminari sebagai lokasi taman bambu.
Adapun Pasar Napu Bheto Turetogo merupakan pasar rakyat di tengah hutan bambu dan merupakan bagian dari rangkaian acara festival Wolobobo. Kegiatan ini merupakan inisiatif dari pihak Kecamatan Golewa dan Kampus Bambu Turetogo yang bertujuan untuk memperkenalkan Bambu Ngada dalam bentuk produk-produk bambu, workshop, atraksi budaya, dan permainan-permainan (Lino Kesu).