Siswa KPB Laksanakan Diskusi Tahap I

St. Yohanes Berkhmans Todabelu Mataloko

Para siswa Kelas Persiapan Bawah (KPB) melaksanakan diskusi tahap I dengan topik “Pembangunan Berkelanjutan Hadapi Tiga Masalah Besar” di Lab Bahasa SMA Seminari St. Yohanes Berkhmans Todabelu, Jumat (12/1).

Kegiatan tersebut didampingi oleh Guru Akademik, Romo Alex Dae Laba, Pr.  Adapun moderator dalam diskusi itu, ialah Petrus Nggala.

Banyak pertanyaan terlontar dari audiens yang sangat antusias mengikuti jalannya diskusi.

Melalui kegiatan diskusi tersebut, Romo Alex berharap para siswa KPB mampu memimpin dan melangsungkan diskusi dengan baik.

“Sebagai siswa Seminari, kalian diharapkan dapat menjadi seorang pemimpin dalam hal apa pun. Salah satunya dengan mengadakan diskusi. Lewat pelatihan ini, kalian dapat belajar bagaimana mengatur serta mengikuti diskusi secara baik dan dapat melatih kalian untuk berpikir kritis dan cepat,” ujar Romo Alex saat evaluasi di akhir kegiatan.

Sementara  itu, salah satu siswa KPB, Edward Muda mengungkapkan rasa senang dan antusiasnya dalam mengikuti diskusi tersebut. Menurutnya melalui diskusi itu, wawasan intelektualnya dapat semakin bertambah.

Penulis (duduk sebelah kiri) sedang membawakan materi diskusi bersama Jois (berdiri) dan Anjelo.

“Saya sangat senang dan berantusias dengan kegiatan diskusi ini. Dengan adanya kegiatan diskusi, wawasan intelektual saya semakin bertambah”, ungkap Edward usai diwawancarai oleh Breaking News di akhir kegiatan.

Untuk diketahui, KPB merupakan sebuah kelompok kelas yang beranggotakan para siswa atau para seminaris yang menamatkan pendidikan Sekolah Menengah Pertamanya di luar SMPS Seminari Mataloko.

Selama setahun, para siswa KPB menjalankan proses pembinaan dan pendidikan secara khusus di SMA Seminari Todabelu.

Usai menamatkan pendidikan dan pembinaan selama setahun tersebut, para siswa KPB akan naik ke kelas X dan bergabung bersama para siswa yang menamatkan pendidikannya di SMPS Seminari Mataloko.

Pada tahun pelajaran 2023/2024 ini, para siswa KPB  berjumlah 13 orang. (Petrus Nggala).