St. Yohanes Berkhmans Todabelu Mataloko

Logo Seminari St. Yohanes Berkhmans Todabelu

Sebagai sebuah lembaga pendidikan para calon imam, Seminari Menengah St. Yohanes Berkhmans Todabelu mempunyai sebuah logo. Logo tersebut berbentuk sebuah perisai (lihat gambar), yang sekaligus pula menggambarkan cita-cita, tujuan, latar belakang, motivasi dan landasan-landasan hidup dan kegiatan Seminari ini, seperti dihadirkan oleh simbol-simbol yang ada di dalamnya. Keseluruhan lambang-lambang itu mengartikan hal-hal berikut:

Perisai: secara keseluruhan melambangkan perjuangan dan ketahanan. Perjalanan menuju imamat adalah suatu perjuangan panjang. Ia bukanlah sesuatu yang diberikan begitu saja. Karena itu dibutuhkan ketahanan dan ketangguhan untuk melawan segala macam hadangan yang dapat membuat seminari menjadi lemah dan patah di tengah jalan. Pada waktu yang sama perisai adalah lambang perlindungan dan keamanan. Dalam perjalanan menuju imamat dan dalam perjuangan mengejar panggilan para seminaris hendaknya merasa aman dan yakin bahwa ia senantiasa berada dalam perlindungan dan bimbingan, pendampingan pembelaan Tuhan Yesus yang senantiasa menjadi penuntunnya yang setia.

Warna kuning dan putih dalam bentuk dua segitiga putih sama sisi yang terbalik, terletak di sebelah kiri dan kanan, dan sebuah segitiga sama sisi berwarna kuning di sebelah atas dan di sebelah bawahnya, mengikuti lengkungan garis dasar perisai, melambangkan:

  • Kemuliaan dan kesucian. Lambang ini mau menjelaskan bahwa menjadi imam adalah suatu cita-cita suci dan mulia.
  • Warna ini juga merupakan warna dasar bendera Gereja Katolik. Ini mau menyatakan bahwa Seminari Menengah ini adalah Seminari Menengah Gereja Katolik, dalam Gereja Lokal Keuskupan Agung Ende.
  • Ini lebih lanjut menyatakan pula bahwa dalam segala-galanya secara prinsipial ia hidup, bekerja, menjalankan kegiatan-kegiatan pembinaan selalu dalam kesatuan dengan ajaran, sikap, pendirian Gereja Katolik yang adalah satu, kudus, katolik dan apostolik.
  • Sebagai wadah pembinaan para calon imam, bersama dengan Seminari-seminari lainnya, ia adalah jantung hati Gereja Katolik. Hal tersebut seyogianya selalu menyadarkan dia untuk bertingkah laku dan hidup serta berkarya secara sesuai, karena, sebagai wadah pendidikan para calon imam yang amat berpengaruh bagi pembaharuan yang diinginkan bagi seluruh Gereja, ia adalah harapan Gereja.
  • Karena itu, baik visi/misi maupun strategi pembinaannya tidak terlepas dari pengembangan serta konkretisasi visi/misi dan strategi Gereja Katolik, yang akhir-akhirnya bermuara pada tugas perutusan Yesus Kristus yang musti diembankannya.

Salib berwarna perak: Di tengah-tengah perisasi, di atas dasar warna kuning-putih, berdiri menjulang dari bawah (dasar perisasi) ke atas hingga melampaui garis perisai salib Yesus Kristus berwarna perak, dengan palang melintang dari kri ke kanan, sedikit di atas tepi perisai, mengartikan:

  • Seminari Menengah Todabelu, berpusat pada Yesus Kristus yang mengalahkan setan dengan sengsara dan wafat-Nya di kayu salib.
  • Ia dominan berwarna perak mau menyatakan daya pikat salib yang tidak menyolok tetapi selalu menyapa dan mengundang, menghimbau serta mengajak seminaris untuk senantiasa memandang dan berpola padanya. Kristus tersalib adalah kekuatan seminaris dan menjadi perisai hidupnya.
  • Kristus tersalib adalah pedoman hidup seminaris, karena barangsiapa mau menjadi murid Kristus harus memanggul salibnya dan mengikuti Dia.
  • Salib itu harus mulai belajar dipikul sejak di Seminari Menengah ini lewat pelaksanaan tata tertib hidup berkomunitas sebagaimana dituntut oleh komunitas dan lembaga pendidikan calon imam dengan segala konsekuensinya.

Kecambah/Benih berwarna merah: Dilatarbelakangi Salib Kristus, di depannya ada sebatang benih yang sedang mekar, berwarna merah. Pada batangnya ada dua lembar daun berbentuk huruf X, sedang di ujung atasnya ada bunga yang sedang mekar, dan ujung bawahnya, agak membengkok ke samping kanan arah kebawah, menjelaskan:

  • Bunga yang sedang mekar, lambang seminaris yang disemaikan dan dipupuk dalam Seminari ini, yang sedang berkembang mekar menuju cita-citanya.
  • Daun berbentuk huruf X di batangnya (X: lambang Kristus) menggarisbawahi bahwa ia adalah calon imam (calon alter Christus). Oleh karena itu sejak dalam masa pendidikan ini memang ia harus bersatu erat dengan Kristus dan menjadi sahabat Kristus. Kristus menjadi motivasi utamanya. Ia harus bertumbuh mekar dalam dan bersama Kristus.
  • Ujung bawah yang membengkok ke samping kanan arah ke bawah adalah simbol akar. Calon imam harus berakar dan berpegang teguh pada cita-cita yang suci dan mulia dari martabat imamat, dan juga berpegang teguh pada cita-cita Kristus dan Gereja.
  • Warna merah melambangkan perjuangan, ketekunan, keuletan, komitmen, dedikasi dam kesatriaan dalam mengejar cita-citanya.

Huruf-huruf JB berwarna hijau yang mengapitinya mengartikan:

  • Huruf JB, singkatan dari Johanes Berkhmans, nama Santo Pelindung Seminari ini sejak ia diperdirikan.
  • Sesudah Kristus dan Bunda Maria, pelindung dan panutan seminaris yang berikutnya adalah St. Yohanes Berkhmans. Dalam semangat dan suri teladan Santo Yohanes Berkhmans ia mengejar cita-citanya.
  • Warna hijau melambangkan semangat muda yang ada pada St. Yohanes Berkhmans, yang selalu segar, ceriah; selalu bertumbuh dan berkembang, penuh cita-cita dan idealisme dan selalu optimis. Semangat ini hendaknya pula menjadi semangat dasar setiap seminaris.

Lima bintang berwarna merah di bawahnya, melambangkan Panca Bakti dan Panca Setia para seminaris, yakni:

  • mengakui dengan bangga iman Katolik sebagai pusaka yang suci;
  • patuh dan setia kepada Bapa Suci sebagai wakil Yesus Kristus di atas bumi dan kepada pengganti-pengganti-Nya;
  • mencintai dengan ikhlas panggilan suci menjadi imam sebagai kehormatan yang tinggi;
  • memegang teguh tata tertib dan taat kepada pimpinan, serta senantiasa mengutamakan kepentingan-kepentingan Kristus;
  • berjanji setia dan siap sedia berbakti untuk kejayaan Gereja suci dan untuk kesejahteraan tanah air Indonesia.