Cinta adalah perjalanan yang membingkai hidup kita dengan petualangan, keberanian, dan pengorbanan. Seperti setiap perjalanan, ia menghadirkan rintangan dan ujian yang harus kita lewati. Namun, di setiap langkahnya, cinta memberi kita kekuatan untuk terus maju, untuk bertahan dan tumbuh bersama. Jadikanlah setiap momen dalam perjalanan cinta sebagai kesempatan untuk belajar, untuk saling mengerti, dan untuk tumbuh lebih dekat satu sama lain. Dan ingatlah, di ujung perjalanan itu, terdapat kebahagiaan yang sesungguhnya: sebuah ikatan yang tak terputus dan sebuah kisah cinta yang abadi.
Kisah Cinta dan Cita-rasa Perjalanan TOP
Tujuh bulan dan delapan hari sudah saya menjalani hidup dan merajut panggilan di Seminari. Suka dan duka kehidupan berpastoral di tempat ini, sudah saya rasakan dan alami. Kisah dan cerita yang telah dirangkai oleh para Pastor dan Frater yang menjalani masa tahun orientasi di seminari ini sudah saya dengar dari cerita romo-romo, frater dan guru-guru yang menjadi rekan pembina dan guru di tempat ini. Ada kisah dan cerita yang baik dan ada juga kisah dan cerita yang kurang baik. Semuanya itu merupakan bumbu-bumbu kehidupan yang semakin menyempurkan cita-rasa kehidupan panggilan saya di tempat ini, sebagai seorang saudara muda Kapusin.
Seminari St. Yohanes Berkhmans, terletak di kaki bukit Wolosasa, adalah sebuah perwujudan dari keindahan arsitektur dan spiritualitas yang menyatu dengan alam. Dengan latar belakang perbukitan yang hijau dan langit yang biru, seminari ini menjulang gagah sebagai simbol keagungan dan kebijaksanaan. Bangunan seminari ini memancarkan keindahan yang menakjubkan dengan desainnya yang megah dan artistik. Dari tiang-tiang tinggi yang menopang atap hingga jendela-jendela besar yang memperlihatkan cahaya matahari menyinari dalam, setiap detailnya menunjukkan keanggunan dan keagungan. Setiap sudut seminari ini menceritakan kisah kepercayaan dan pengabdian.
Tidak hanya dari segi fisik, tetapi juga dari segi spiritual, keindahan Seminari St. Yohanes Berkhmans tak tertandingi. Suasana hening dan damai yang melingkupi Seminari menciptakan tempat yang sempurna untuk kontemplasi dan pertumbuhan rohani. Para seminaris yang tinggal di sini dapat merasakan kedamaian yang mendalam saat mereka mendalami panggilan mereka untuk melayani dan mengabdikan diri kepada Tuhan. Di kaki bukit Wolosasa, Seminari ini bukan hanya sebuah bangunan, tetapi sebuah tempat yang dipenuhi dengan kekudusan dan inspirasi. Setiap langkah di sekitar seminari ini menghadirkan keindahan yang menggetarkan hati dan menenangkan pikiran. Seminari St. Yohanes Berkhmans adalah cerminan dari keagungan alam dan kebesaran spiritualitas manusia, sebuah tempat di mana jiwa-jiwa mencari dan menemukan arti sejati dari panggilan mereka.
Menjadi seorang pembina di Seminari merupakan tanggung jawab yang besar dan penuh tantangan. Seorang pembina bertanggung jawab untuk membimbing dan mendukung para seminaris dalam perjalanan rohaninya serta persiapan mereka untuk melayani komunitas gereja. Memiliki hubungan personal yang kuat dengan para seminaris merupakan aspek penting dalam pembinaan rohani. Tantangannya adalah membangun hubungan yang baik dengan setiap individu, memahami kebutuhan dan tantangan yang mereka hadapi, serta memberikan dukungan yang sesuai dengan perkembangan rohani mereka. Belum lagi ketika terjadi konflik interpersonal atau perbedaan pendapat dalam Seminari bisa menjadi tantangan yang menguras energi. Pembina harus dapat mengelola konflik dengan bijaksana, memfasilitasi dialog yang konstruktif, dan membantu para calon imam belajar dari pengalaman tersebut untuk tumbuh dalam kedewasaan dan komunikasi yang sehat.
Di era digital ini, para seminaris perlu memahami cara menggunakan teknologi dan berinteraksi dengan budaya kontemporer tanpa kehilangan identitas dan nilai-nilai keagamaan mereka. Pembina harus membantu mereka mengintegrasikan nilai-nilai moral, sosial dan spiritual agama dalam konteks yang terus berubah ini. Hal inilah yang selalu ditekankan di Seminari. Walau mereka tidak diizinkan menggunakan handphone, tetapi mereka disediakan waktu untuk mengakses berita-berita terbaru, baik ketika belajar informatika dan belajar bahasa Inggris yang berbasis digital. Berita-berita yang berkembang juga mereka terima melalui majalah dinding, pojok rohani dan breaking news, agar seminaris tetap up-to-date dan tidak ketinggalan informasi.
Seorang pembina juga harus membantu para seminaris memahami dan merespons tantangan sosial dan global yang kompleks, seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, dan perubahan iklim. Mendorong mereka untuk menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat merupakan bagian penting dari pembinaan rohani. Hal ini menjadi tujuan utama dari seminari ini. Para seminaris dididik menjadi insan yang sehat, bersosial dan berpengetahuan. Semua pembina dan guru-guru menekankan kepada seminaris bahwa kerja tangan, belajar dan literasi itu sungguh penting. Hal itu dimaksimalkan dengan penyediaan perpustakaan, live in di tengah umat dan juga doa-doa kelompok kategorial. Para seminaris juga hadir dan belajar di tengah-tengah wirausaha yang ada di tempat ini, contohnya kampus bambu.
Saya menyadari bahwa mewujudkan semuanya itu penuh dengan tantangan dan tidak mudah, tetapi semuanya itu akan indah ketika semua elemen disempurnakan dan diwujudkan. Orang bijak pernah mengatakan, “Hasil tidak akan perna menghianati usaha.” Saya juga mengamini kata-kata tersebut. Hidup ini seperti Puzzle. Puzzle kehidupan mengacu pada segala tantangan, pertanyaan, dan ketidakpastian yang dihadapi dalam perjalanan hidup seseorang.
Analoginya, kehidupan seringkali mirip dengan menyelesaikan sebuah puzzle di mana kita harus mencari tahu bagaimana memasangkan potongan-potongan yang berbeda untuk membentuk gambaran yang utuh dan memuaskan. Menemukan makna dan tujuan hidup merupakan salah satu puzzle paling mendasar yang dihadapi manusia. Beberapa orang menghabiskan sebagian besar hidup mereka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan filosofis tentang keberadaan dan tujuan hidup. Kehidupan sering kali penuh dengan perubahan dan ketidakpastian. Merangkai potongan-potongan hidup di tengah-tengah perubahan yang tak terduga dapat menjadi tantangan yang menantang, tetapi juga memberikan peluang untuk pertumbuhan dan pembelajaran.
Ja’i dan Moke Sebagai Penghangat Panggilan
Kebudayaan Ngada merupakan bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang sangat menarik untuk dipelajari. Ngada adalah salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Pulau Flores, Indonesia. Kebudayaan Ngada memiliki banyak cerita dan tradisi yang unik, serta citarasa kehidupan yang khas. Kebudayaan, keramahan masyarakat dan keindahan alam di tempat ini menjadi penyemangat untuk saya pelajari dan nikmati. Terkadang rasa bosan dalam pelayanan dan pekerjaan terobati ketika bertemu, bercerita dan mendengarkan cerita dari bapak dan mama yang saya temui di tempat yang saya kunjungi. Hal itu semakin disempurnakan dengan menari Ja’i bersama. Tarian Ja’i merupakan ekspresi kebahagiaan dan kebersamaan dalam masyarakat Flores. Dalam konteks pelayanan pastoral, ini dapat diartikan sebagai dorongan untuk menciptakan lingkungan yang hangat dan penuh kasih di antara jemaat, di mana mereka merasa diterima, didukung, dan bergembira bersama dalam perjalanan rohani mereka.
Tarian Ja’i juga merupakan bagian penting dari budaya Flores yang merayakan identitas dan warisan mereka. Dalam pelayanan pastoral, menghargai dan memperkuat identitas budaya jemaat juga merupakan aspek penting. Menyediakan ruang bagi ekspresi budaya dan memperkuat ikatan sosial melalui tradisi seperti tarian Ja’i dapat memperkaya pengalaman kebersamaan dalam komunitas gereja. Tarian Ja’i juga mencerminkan kreativitas dan ekspresi individu atau komunitas. Menghargai kreativitas dan ekspresi unik setiap anggota jemaat dapat membantu mereka merasa dihargai dan terlibat secara aktif dalam kehidupan gereja. Tarian Ja’i juga menjadi sarana penghangat tubuh karena suhu yang dingin dan cuaca yang mendung dan berkabut di tempat ini, ditambah lagi moke putih atau arak yang menjadi penghangat dari dalam tubuh.
Budaya orang Bajawa yang suka memberi dan mendukung panggilan para calon imam dan imamnya, membuat saya cepat kerasan dan menikmati kehidupan di tempat ini. Saya tidak takut kelaparan atau kekurangan di tempat ini. Saya yang datang dari latar belakang budaya dan daerah yang berbeda sungguh tertarik untuk belajar dan menemukan pesan yang kaya dari kebudayaan di tempat ini.
Penutup
Takdir merajut benang cinta dalam setiap detiknya, membingkai rasa yang tak terucapkan dalam sorotan mata yang penuh makna. Setiap sentuhan, setiap senyum, membawa sebuah cerita yang tak terlupakan, sebuah pengalaman yang mengukir memori di dalam relung hati. Cinta adalah perjalanan yang tiada henti, penuh warna-warni perasaan dan petualangan yang tak terduga. Dalam setiap langkahnya, kita menemukan keajaiban, mengarungi lautan emosi yang menggetarkan jiwa, dan memahami arti sejati dari ikatan yang abadi. Setiap cinta adalah sebuah cerita yang unik, sebuah kisah yang tak tertandingi. Setiap perjalanan adalah sebuah pelajaran, sebuah pengalaman yang membentuk kita menjadi pribadi yang lebih bijaksana dan penuh kasih.
Setiap cinta adalah sebuah cerita yang unik, sebuah kisah yang tak tertandingi. Setiap perjalanan adalah sebuah pelajaran, sebuah pengalaman yang membentuk kita menjadi pribadi yang lebih bijaksana dan penuh kasih. Jadi, biarkanlah cinta kita menjadi melodi yang indah, yang memenuhi ruang kosong dalam hati kita. Dan biarkanlah perjalanan kita menjadi petualangan yang tak terlupakan, yang membawa kita menuju keabadian (Fr. Yuda Sihotang, OFM.Cap).