
Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL) dan Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) mengunjungi Seminari St. Yohanes Berkhmans Todabelu Mataloko pada Kamis, 20 Februari 2025. Dalam kunjungan tersebut, dilangsungkan dua agenda, yakni nobar dua film tentang upaya pengelolaan pangan lokal di tengah perubahan iklim dan talk show bersama siswa kelas X dan XI SMA Seminari St. Yoh. Berkhmans di Aula SMA, serta mengunjungi kebun bambu.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Renata Puji Sumedi Hanggarawati selaku Manajer Program Agroekosistem Yayasan KEHATI Jakarta.
Cinta Pangan Lokal!
Dalam talk show tersebut, tiga tokoh muda di bidang pengelolaan pangan lokal dan budi daya bambu mengajak para siswa untuk mencintai pangan lokal dan menjaga lingkungan.
Wendy Wea selaku Koordinator Lapangan YBLL menegaskan kepada para siswa, pentingnya keberadaan orang muda sebagai penyangga kehidupan. “Orang muda punya peran penting bagi kehidupan generasi di masa depan. Karena itu, kita diajak untuk menjaga lingkungan dengan menanam pohon, misalnya dengan menanam bambu untuk kehidupan di masa depan,” tegas Wendy.
Lian Kolbe Labut dari Komunitas Momang Lino yang merupakan bagian dari Koalisi Pangan Baik, juga berpesan kepada para siswa untuk mencintai dunia pertanian. “Apa pun profesi kita, jangan lupa bertani. Karena kalau bukan petani, siapa lagi yang menyediakan pasokan pangan untuk warga”, pesan Lian.
Selain itu, Ina Pagu yang juga dari Komunitas Momang Lino mengajak para siswa untuk mencintai pangan lokal. “Jangan lupa konsumsi pangan lokal. Dengan mengonsumsi pangan lokal, kita bisa mengerti identitas kita, siapa kita sebenarnya”, ajak Ina.
Inspirasi bagi Siswa
Sementara itu, Praeses Seminari Mataloko, RD. Tinus Ua mengucapkan terima kasih atas kesediaan YBLL dan KEHATI yang berkenan melangsungkan dua agenda tersebut di Seminari. Ia yakin melalui kegiatan bersama YBLL dan KEHATI, para siswa dapat memperoleh banyak pengetahuan baru.
Tinus juga mengatakan bahwa pembahasan terkait pengelolaan pangan lokal dan budi daya tanaman lokal seperti bambu, dalam talk show memberi insipirasi tersendiri bagi para siswa yang adalah calon Imam. “Para siswa yang adalah calon Imam ini dapat terinspirasi untuk menjadi Imam-Imam yang punya minat di bidang lingkungan dan pertanian,” ungkap Tinus pada sesi diskusi dalam talk show.
Selain itu, dua siswa yang terlibat dalam kegiatan nobar dan talk show, Tuang Sape dan Renol Nono mengungkapkan kegembiraan keduanya karena boleh terlibat dalam kegiatan tersebut. “Kami senang, karena kami bisa dapat banyak pengetahuan baru terkait lingkungan, hidup bertani, dan pangan lokal,” ungkap keduanya.
Tuang dan Renol berharap kegiatan tersebut dapat memantik semangat keduanya dan teman-temannya untuk untuk mencintai lingkungan dan pangan lokal, sebagai upaya merawat masa depan. (Bayu Tonggo).