Feature
Awan mendung penuhi langit Mataloko, Jumat siang (23/02/24). Siswa kelas X SMA Seminari St. Yohanes Berkhmans Todabelu berjumlah 81 orang melaksanakan kerja puasa dengan menanam bambu. Kegiatan menanam bambu ini sekaligus merupakan tindak lanjut dari P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) bertema “Kewirausahaan” pada semester ganjil tahun 2023 lalu.
Awalnya, para siswa berkumpul di depan ruang guru untuk mendengarkan arahan dari para pendamping kegiatan. Para pendamping kegiatan itu, yakni Rm. Seli Fe, Pr., (Wakasek Kesiswaan), Ibu Merlin Uta Djadja dan Ibu Themi Woghe dari perwakilan para guru SMA Seminari Todabelu. Selain itu, hadir juga Bapak Yopi, Bapak Ken, dan Ibu Susi dari Kampus Bambu Turetogo.
Dalam arahan tersebut, para pendamping dari Kampus Bambu Turetogo menjelaskan kepada para siswa terkait hal-hal dasar dalam menanam bambu. Selanjutnya Romo Seli menjelaskan hal-hal teknis yang akan dibawa dan dikerjakan dalam kegiatan. Arahan tersebut ditutup dengan doa bersama.
Menggali Lubang
Jarak yang ditempuh oleh para siswa dari kompleks Seminari menuju tempat penanaman bambu kira-kira 100 meter. Saat tiba di sana, para siswa diguyur hujan yang sangat lebat. Namun, semangat para siswa justru semakin terpacu.
Di bawah hujan yang lebat, para siswa berkumpul untuk mendengarkan penyampaian terkait beberapa hal teknis dari Bapak Yopi. Selanjutnya para siswa melihat bagaimana Bapak Yopi mempraktikkan cara menggali lubang untuk menanam bambu dengan baik dan benar. Bapak Yopi mengatakan kepada para siswa bahwa lubang yang digali untuk menanam bibit bambu harus berkisar 20 sampai 30 cm dengan diameter 30 cm.
Dengan penuh antusias para siswa pelan-pelan menerapkan apa yang telah disampaikan oleh Bapak Yopi. Para pendamping juga terus memperhatikan apa yang dilakukan oleh para siswa. Bahkan, para pendamping juga turut mengambil bagian dengan mempraktikkan apa yang dibuat oleh para siswa tersebut. Akhirnya, sekitar 60-an lubang berhasil digali oleh para siswa dan pendamping.
Lamanya waktu untuk menggali lubang, membuat para siswa harus beristirahat. Para siswa disuguhkan dengan permen dan air minum yang dibagikan oleh Ibu Themi. Setelah itu, para siswa mengumpulkan alat-alat kerja dan kembali ke asrama.
Menanam Bambu
Sinar mentari pagi terangi Mataloko pada Jumat (01/03/24). Para siswa kelas X kembali berkumpul di depan Ruang Guru untuk melanjutkan proses penanaman bambu. Kemudian, para siswa bersama Romo Seli, Ibu Merlin Uta Djadja, Ibu Themi, dan ketiga pendamping dari Kampus Bambu Turetogo (Bapak Yopi, Bapak Ken, dan Ibu Susi) berjalan menuju lokasi penanaman bambu. Sesampainya di lokasi, para siswa melihat kembali lubang-lubang yang telah mereka gali sebelumnya. Lalu mereka merapikan lubang-lubang tersebut dengan membersihkan rumput di sekitar lubang.
Sekitar 20-an siswa yang tidak sempat bergabung dalam kegiatan penggalian lubang pada Minggu sebelumnya turut bergabung di hari tersebut. Mereka bertanggung jawab untuk menggali lubang di lahan yang masih kosong. Selanjutnya, para siswa akan mengambil bibit bambu yang telah dibawa oleh 15 orang siswa dari Mangulewa untuk ditanam di dalam lubang-lubang yang telah disediakan tersebut.
Jalur pulang dan pergi para siswa untuk mengambil bibit bambu, yakni melewati jalan yang di atas kali kecil yang tanah di pinggirnya licin akibat hujan. Dengan sistem baris-berbaris, proses pengambilan bibit yang dilakukan oleh para siswa berjalan dengan lancar.
Tiba saatnya bagi para siswa untuk menanam bambu. Di bawah arahan Bapak Yopi para siswa mulai menanam bambu dengan sangat cermat: mulai dari mengeluarkan bibit bambu dari polybag hingga memasukkan tanah ke dalam lubang yang telah digali.
Setelah diletakan bibit bambu di dalam lubang, tanah humus pun dimasukkan terlebih dahulu. Kemudian, disusul dengan tanah yang tersisa di sekeliling lubang.
Tanah yang dimasukkan, kemudian diratakan agar tidak menimbun air. Hal ini dibuat, karena apabila lubang tertimbun air maka akan menyebabkan tanaman bambu mati.
Uniknya usai menanam bambu para siswa diarahkan untuk berbicara dengan bambu yang telah mereka tanam. Hal ini dibuat untuk memberi sedikit pengaruh bagi pertumbuhan bambu.
Asyik dan serunya kegiatan membuat para siswa tidak menyadari bahwa waktu sudah semakin sore. Akhirnya semua pekerjaan diselesaikan dan para siswa kembali berkumpul. Para pendamping yang hadir menyampaikan beberapa kesan dan tanggapan mereka terkait kegiatan yang telah dilaksanakan oleh para siswa.
Kemudian, setiap siswa mengambil permen, kue, dan air minum untuk memulihkan kembali tenaga mereka. Setelah itu, para siswa bersama para pendamping menyempatkan waktu untuk bergambar bersama.
Harapan Pendamping
Menurut Ibu Temi, kegiatan penanaman bambu yang dilaksanakan oleh para siswa merupakan kegiatan yang berlanjut dari kegiatan P5 dengan tema Kewirausahaan pada semester ganjil pada tahun 2023 lalu. Waktu pelaksanaan kegiatan ini juga mempertimbangkan curah hujan demi kesuburan pada tanaman bambu.
Melalui kegiatan tersebut, Ibu Temi mengharapkan agar para siswa dapat meningkatkan semangat untuk cinta dan peduli terhadap lingkungan. Selain itu, para siswa juga dilatih untuk memberikan dampak positif bagi kehidupan. Hal ini karena tanaman bambu memiliki daya serap CO2 yang cukup baik sehingga sangat membantu untuk mengurangi polusi udara.
Roland Reko Li
SMA kelas X