Feature
Seminari St. Yohanes Berkhmans Todabelu Mataloko merayakan dua momen penuh syukur pada Jumat, 15 September 2023. Dua momen penuh syukur itu, yakni perayaan dies natalis ke-94 Seminari sendiri dan perak Imamat RP. Antonius Waget, SVD atau yang akrab disapa Pater Anton.
Tema untuk dua momen penuh syukur itu ialah “Berakar dan Mekar dalam Tuhan Menuju Satu Abad”. Sementara itu, secara khusus moto untuk perayaan perak Imamat Pater Anton, ialah “Aku Datang Kembali Kepada-Mu” (Yoh. 14:18).
Perayaan untuk dua momen tersebut diawali dengan Perayaan Ekaristi di Kapela Santo Alfonsus Maria de Liguori SMA Seminari Todabelu. Selanjutnya dilangsungkan resepsi di lapangan apel SMA Seminari Todabelu.
Saat resepsi tampil sebuah acara bertajuk kronik langkah laku Pater Anton saat mengajar di kelas. Acara ini dipersembahkan oleh para siswa kelas XI SMA Seminari Todabelu.
Kisah tentang kronik itu demikian.
Para pelakon melangkah naik ke atas panggung, diiringi tepuk tangan dari undangan yang sedang makan siang. Matahari boleh tinggi, perut boleh merengek minta sesuap nasi, tetapi semangat mereka bagaikan nyala api untuk mementaskan sebuah kado acara untuk Pater Anton di hari bahagianya.
Kisah tersebut mengambil setting ruang kelas.
Seperti biasa, pada awal pelajaran Bahasa Inggris para siswa harus mengikuti kuis kosakata. Pater Anton yang diperankan oleh Darren Gapi membacakan kosakata satu per satu. Nada bicara Darren yang khas mengundang gelak tawa dari undangan termasuk Pater Anton sendiri.
Namun, rupanya ada yang berusaha main kotor. Siswa bernama Harol Tage kedapatan menyontek dan segera dimarahi oleh Pater Anton. Siswa-siswa “Kemil” (Kerdil, Kecil, Mungil, Dekil), yaitu Febrian Marley, Gio Dewa, dan Olan Nanga memanfaatkan “momen emas” itu untuk menyebarkan gosip. Kisah berakhir dengan bunyi lonceng, tanda istirahat.
Tepuk tangan dan gelak tawa undangan mengiringi turunnya para pelakon dari atas panggung. Tergurat senyuman dan kebahagiaan di wajah mereka.
Dalam bincang-bincang manja kami dengan Koordinator acara kronik, Lalong Ndagu, usai pentas, diketahui bahwa kelas XI mengalami dilema berat saat dipercayakan untuk membawakan acara kronik. Hal ini dikarenakan waktu persiapan yang sangat singkat, yakni kurang dari 24 jam.
Selain itu, ada juga kendala selama latihan, seperti kesulitan dalam berakting. Darren Gapi pemeran Pater Anton misalnya, mengalami kesulitan dalam membentuk mimik wajah yang tepat.
Kendati demikian, menurut Lalong Ndagu keberhasilan mereka dalam membawakan kronik merupakan hasil kerja keras dan kerja sama semua pelakon dan kru panggung. Pada akhir perbincangan kami, Lalong berharap semoga kronik yang mereka bawakan dapat menjadi hadiah terindah bagi Pater Anton. (Leo da Costa dan Edgar Sebo).
Editor: Bayu Tonggo.