Mataloko, Aku Datang Kembali Kepadamu

(Catatan Kecil di HUT Ke-94 Seminari Mataloko dan Perak Imamat RP. Antonius Waget, SVD)

Seminari St. Yohanes Berkhmans Todabelu Mataloko merayakan dies natalis-nya yang ke-94 pada Jumat, 15 September 2023. Bersamaan dengan itu dirayakan pula 25 tahun Imamat RP. Antonius Waget, SVD atau yang akrab disapa Pater Anton.

Acara ini diawali dengan Perayaan Ekaristi di Kapela St. Alfonsus Maria de Liguori SMA Seminari Todabelu dan dilanjutkan dengan resepsi di lapangan apel SMA Seminari Todabelu.

Adapun tema untuk perayan dies natalis, ialah “Berakar dan Mekar dalam Tuhan Menuju Satu Abad.” Sementara moto untuk perayaan perak Imamat Pater Anton, yakni “Aku Datang Kembali Kepada-Mu” (Yoh. 14:18).

Terhadap peristiwa ini, penulis mencoba membuat satu dua catatan sederhana dengan merunut renungan dan sambutan Pater Anton, serta hasil wawancara tim breaking news SMA Seminari Todabelu dengan Pater Anton di hari perayaan dies natalis dan perak Imamat tersebut.

Catatan ini dibuat sekurang-kurangnya berpijak pada dua alasan utama. Pertama, dengan mengambil sudut pandang ungkapan khas Sokrates: “Hidup yang tidak direfleksikan (diperiksa) tidaklah layak dijalani;” maka penulis merasa perlu untuk membuat satu dua catatan atas peristiwa yang dirayakan setahun sekali dan sekali seumur hidup tersebut.

Kedua, catatan ini bisa menjadi salah satu bekal bagi segenap keluarga besar berkhmawan dalam diari perjalanan menyongsong perayaan satu abad Ibu Seminari Mataloko.

Catatan sederhana ini akan dibagi dalam dua bagian. Pertama, penulis mengajak pembaca sekalian untuk menengok prinsip hidup yang dikumandangkan Pater Anton dalam pengabdiannya di lembaga Seminari Mataloko. Kedua, tentang harapan Pater Anton untuk kepentingan lembaga Seminari Mataloko yang  ia bungkus dalam frasa: “datang kembali.”

Prinsip Hidup: Belajar

Pater Anton mengungkapkan bahwa sejak awal kedatangannya ke Seminari Mataloko pada tahun 2006, ia selalu berpegang pada prinsip hidup: belajar.

“Saya datang ke sini untuk belajar mengajar. Kalau para seminaris sekalian ‘belajar-belajar’: bagaimana belajar dengan baik dan benar; saya belajar bagaimana belajar mengajar dengan baik, benar, dan tepat,” ungkap Pater Anton dalam renungannya saat Perayaan Ekaristi.

Seminari Mataloko, bagi Pater Anton adalah almamaternya; kampus yang sebenarnya. Keluarga besar Seminari adalah dosennya yang membentuk karakternya dan membimbingnya dari waktu ke waktu.

Terhadap prinsip hidup belajar, Pater Anton mengumandangkan tiga tujuan berikut. Pertama, agar dapat bekerja secara maksimal dan dapat diterima di komunitas Seminari Mataloko. Kedua, agar mampu menyatupadukan ide-ide, cita-cita, mimpi-mimpi para seminaris untuk kebaikan hidup mereka di kemudian hari. Ketiga, agar mampu menghubungkan secara baik ilmu pengetahuan yang diperoleh dan tindakan  praktis.

Bagi Pater Anton, poin terakhir ini penting untuk ditilik. Hal ini mengingat adanya bahaya kesesatan yang bisa saja diajarkan oleh para guru (pembina) di sekolah-sekolah atau komunitas binaan mereka.

Dengan mengulang kembali ungkapan salah satu dosennya di Universitas Sanata Dharma, Pater Anton berujar “hai para guru (bahasa Inggris) jangan jadi penyesat baru atau penyesat berikutnya bagi para muridmu! Para muridmu sudah banyak kali disesatkan oleh perkembangan zaman, teknologi, ajaran-ajaran, dan tingkah laku masyarakat di luar gedung sekolah. Ajarilah mereka  dengani ilmumu yang benar dan tepat.”

Datang Kembali

Hal kedua yang dapat dipetik dari ungkapan-ungkapan Pater Anton di hari perayaan dies natalis ke-94 Seminari Mataloko dan perak Imamatnya, ialah terkait frasa “datang kembali” dalam kalimat moto perayaan perak Imamatnya: “Aku datang kembali kepadamu” (Yoh. 14:18).

Menurut Pater Anton, frasa “datang kembali” yang persis di antara kata “aku” dan “kepadamu” itu mengandung poin-poin penting berikut.

Pertama, frasa datang kembali merupakan janji Tuhan Yesus kepada para murid. Bahwasannya sesudah kematian dan kebangkitan-Nya, Tuhan Yesus pasti akan ke Surga dan pasti akan datang kembali ke dunia – menemui para murid. Para murid tidak akan pernah ditinggalkan sebagai yatim piatu (Yoh. 14:18).

Kedua, frasa datang kembali menjadi sebuah refleksi perjalanan hidup Pater Anton yang pernah mampu menaklukan dua godaan yang menghalangi dirinya untuk kembali ke Seminari Mataloko. Dua godaan itu muncul saat dirinya kuliah di Universitas Sanata Dharma dan saat dirinya berada di Amerika. 

Dua godaan ini menurut Pater Anton menjadi tantangan tersendiri bagi dirinya untuk kembali ke Seminari Mataloko. Namun, ia optimis untuk mau datang kembali ke Seminari Mataloko, karena baginya Seminari Mataloko adalah almamaternya; meskipun ia menamatkan pendidikan SMA-nya di Seminari San Dominggo Hokeng. Seminari Mataloko telah membentuk karakternya dan membuatnya belajar banyak hal, baik sebagai Imam maupun guru-pembina. 

Baginya, tidak cukup dirinya dibentuk dalam pendidikan di Universitas Sanata Dharma dan Amerika. Ia harus kembali ke Seminari Mataloko yang telah memberikan kesempatan untuk berkembang dan belajar banyak hal.

Di akhir sambutannya saat resepsi, Pater Anton mengucapkan terima kasih  kepada Seminari Mataloko yang telah menjadi “almamaternya,” para pembina, para guru, para siswa, para karyawan/ti, dan alumni yang telah membantunya untuk “belajar” banyak hal.

Ia juga mengucapkan permohonan maaf atas segala kekurangan dalam ziarah pengabdiannya di lembaga Seminari Mataloko.

Satu harapan kecil dari Pater Anton baik di akhir renungannya, sambutannya, maupun saat berjumpa dengan tim breaking news, ialah ia mengajak segenap keluarga besar berkhmawan (alumni, para pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua siswa, dan para siswa) untuk “datang kembali” dengan cara masing-masing ke Seminari Mataloko dan berupaya melengkapi segala kekurangan yang ada. 

“Mari kita kembali ke Seminari Mataloko. Mari dengan caramu sendiri-sendiri datang kembali ke Seminari Mataloko, ibumu sendiri dalam rangka satu abad usianya.”

Dirgahayu Seminari Mataloko dan proficiat RP. Antonius Waget, SVD.

Mataloko, aku datang kembali kepadamu!!!

 

Bayu Tonggo

  • Related Posts

    Pelatihan Jurnalistik: “Aku Menulis, Aku Ada”

    SMA Se­mi­nari St. Yoh. Berkh­mans kembali menggelar pe­latihan jurnalistik yang bertempat di Aula SMA, dari Sabtu, 8 Februari 2025 hingga Selasa, 11 Februari 2025. Kegiatan ini didampingi oleh RD. Nani…

    WHAT I’VE BEEN THANKFUL FOR OVER THE PAST YEAR

    On the last day of 2024, a question emerged strongly in my mind: “What was the greatest gift that I enjoyed during 2024?”  For me, the answer was clear. I…

    You Missed

    Pelatihan Jurnalistik: “Aku Menulis, Aku Ada”

    Pelatihan Jurnalistik: “Aku Menulis, Aku Ada”

    WHAT I’VE BEEN THANKFUL FOR OVER THE PAST YEAR

    WHAT I’VE BEEN THANKFUL FOR OVER THE PAST YEAR

    Pajak Bertutur 2024 Hadir di SMA Seminari Todabelu

    Pajak Bertutur 2024 Hadir di SMA Seminari Todabelu

    BAMBU NGADA DI PASAR NAPU BHETO TURETOGO

    BAMBU NGADA DI PASAR NAPU BHETO TURETOGO

    Rayakan Ekaristi Pembukaan Tapel 2024/2025, RD. Tinyo Serukan “Gerakan Perubahan”

    Rayakan Ekaristi Pembukaan Tapel 2024/2025, RD. Tinyo Serukan “Gerakan Perubahan”
    SMA Seminari Todabelu Deklarasikan Anti Perundungan dan Kekerasan