Sore itu, seorang seminaris, Bertrand Odos duduk merenung di depan Aula SMA Seminari Todabelu. Ia tampak memikirkan kata-kata sembari menunggu nama kelompoknya, Genesis dipanggil untuk menaiki panggung debat.
Saat sedang sibuk berkutat dengan pikirannya sendiri, kelompoknya dipanggil oleh Tino Kota selaku MC untuk memasuki aula dan menempati panggung debat.
Dengan penuh percaya diri, Bertrand dan kedua temannya (Richard dan Dirly) naik ke atas panggung untuk bertempur dengan musuh mereka, kelompok Leutikon.
Mosi yang diperdebatkan sore itu bertajuk, “Ujian Sekolah Tidak Relevan dengan Perkembangan Zaman”. Genesis berada di pihak kontra dan Leutikon di kubu pro.
Pembicara I kubu pro, Ferdi Ola membuka debat dengan argumen yang lumayan tajam. Bertrand menyimak argumen Ferdi sembari terus memberikan interupsi. Setelah Ferdi selesai berargumentasi, Bertrand mengambil buku argumennya lalu mulai berargumentasi.
Awalnya, situasi perdebatan masih stabil. Bertrand berargumentasi dengan tenang dan luwes. Namun, tensi debat mulai memanas saat kubu kontra melontarkan banyak interupsi kepada Bertrand. Mentalnya mulai goyah. Performanya mulai tertatih-tatih. Rasanya seperti mau mati saja.
Namun, saat melihat wajah mungil dan imut sang coach, Olan Nanga, semangat Bertrand kembali membara sehingga Bertrand mampu menjawab setiap interupsi dengan baik.
Walaupun demikian, usai Bertrand berargumentasi, pihak pro, Ferdi Ola (Pembicara I), Io Laka (Pembicara II), dan Gio Demung (Pembicara III) tak mau kalah. Berbagai argumen terus dipaparkan, disusul dengan interupsi yang terus-menerus dilontarkan dan bidasan dari kedua kelompok, sehingga membuat Bertrand dan kedua rekannya sesak napas.
Perdebatan antara Genesis dan Leutikon sangat seru, membuat mata dan telinga para penonton seakan tak mau melewatkan momen apik tersebut.
Debat pun berakhir setelah closing statement dari Bertrand (Kontra) dan Ferdi (Pro), disusul dengan sorakan dan tepukan tangan yang meriah dari para penonton, yang sekaligus mengiringi turunnya kedua kubu dari atas panggung.
Dewan juri yang beranggotakan Ibu Lindawati, Ibu Noni Rasni, dan Romo Seli Fe, Pr berembuk untuk mengalkulasikan perolehan nilai kedua kelompok, untuk menentukan kelompok mana yang akan keluar sebagai pemenang.
Setelah berdiskusi selama kurang lebih 10 menit, Ibu Noni menyampaikan hasil lomba debat. Genesis keluar sebagai pemenang dengan skor 3.870, sedangkan Leutikon terpaksa merasakan pahitnya kekalahan dengan skor 3.759. Namun, kemenangan tersebut masih bersifat sementara karena masih ada dua mosi yang harus diperdebatkan.
Meski demikian, di akhir bincang-bincang kami usai perlombaan, Selasa 5 September 2023 itu, Bertrand dan kedua rekannya tak henti-hentinya bersorak dan bersyukur. Ketiganya optimis timnya dapat memenangkan lomba debat yang akan datang (Leo da Costa dan Edgar Sebo).
Editor: Bayu Tonggo