International Model United Nations (IMUN) sangat membantu seminaris dalam mengembangkan kemampuan dirinya. Mulai dari kemampuan berbahasa Inggris hingga kemampuan lainnya. IMUN terbuka untuk semua siswa.
IMUN merupakan suatu program yang menyatukan pemuda seluruh dunia dengan berbagai pengalaman dan latar belakang untuk belajar dan berbagi ide. Di sini, delegasi memperoleh wawasan tentang Perserikatan Bangsa-Bangsa dan dinamika hubungan internasional.
Ada dua bentuk konferensi IMUN, yakni tatap muka dan online. Konferensi IMUN secara online dirancang untuk memberi kesempatan kepada peserta merasakan pengalaman IMUN yang sebenarnya dari kenyamanan rumah mereka.
Untuk konferensi online, kita harus membayarnya. Biaya konferensi selama seminggu Rp160.000, sedangkan sebulan Rp320.000. Pertemuan diadakan dua kali seminggu, yakni Sabtu dan Minggu.
Hari pertama dibuka dengan pengenalan tentang peraturan dan bagaimana pertemuannya berlangsung. Bagian ini memakan waktu setengah jam lebih, diikuti roll call, untuk memastikan kehadiran.
Selanjutnya, para delegasi akan diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat pada bagian general speakers list, atau pandangan umum.
Delegasi akan berbicara satu per satu, dilanjutkan dengan moderated caucus atau unmoderated caucus. Di sesi ini, delegasi akan diberikan kesempatan untuk mengajukan topik yang berkaitan dengan masalah yang sedang dibahas. Tahap ini akan dilanjutkan dengan diskusi dalam kelompok.
Pada hari kedua, pertemuan dimulai dengan roll call, lalu general speaker list, moderated caucus atau unmoderated caucus.
Bagian yang terpenting adalah draft resulution. Para peserta diminta menyimpulkan solusi akhir mengatasi masalah yang sedang dibahas. Para delegasi harus membuat kesimpulan secara tulis.
Bagian ini dilanjutkan dengan presentasi. Delegasi bersangkutan akan membacakan hasilnya. Delegasi lain diberi kesempatan untuk bertanya. Presentasi dan diskusi ditutup dengan voting untuk memilih draft resolution mana yang diterima.
Pada akhir konferensi, biasanya ada upacara penutup. Pada bagian ini, akan ada pembacaan penghargaan bagi delegasi-delegasi yang aktif.
IMUN dan seminaris
Saat pertama kali IMUN diperkenalkan, hanya beberapa seminaris mencobanya. Sekarang sudah banyak seminaris yang terlibat dalam pertemuan yang dilakukan di English Room. Untuk itu, seminaris harus menggunakan laptop masing-masing karena konferensi berlangsung secara zoom pada pkl. 15.00 – 21.00.
Seminaris yang baru pertama kali mengikuti konferensi ini, merasa gugup dan takut karena mesti berhadapan dengan banyak orang dari mancanegara. “Awalnya saya gugup, takut, dan grogi karena baru kali ini saya bertemu dengan orang banyak dari negara lain,” ucap Alino, seminaris kelas X.
Sementara, para seminaris yang sudah lama mengikuti konferensi akan merasa tertantang untuk terlibat aktif dalam diskusi yang berlangsung.
Banyak manfaat yang diperoleh dari konferensi online IMUN. Yang paling dirasakan adalah kemampuan bahasa Inggris meningkat. Misalnya, ketepatan pengucapan, penambahan kosakata, dan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris.
Dampak positif ikutannya adalah bertumbuhnya rasa percaya diri. Mereka tidak takut lagi berbicara dan berpendapat di depan publik dari berbagai negara dengan budaya yang berbeda-beda.
Pengetahuan seminaris pun semakin luas karena mereka harus mencari informasi dari berbagai sumber. Mereka juga mendapat inspirasi dari banyak delegasi.
“Dari IMUN, saya dapatkan pengetahuan baru. Contohnya, informasi ekonomi, kesehatan, dan politik,” ucap Bayu, seminaris kelas XI yang sudah lama mengikuti kegiatan ini.
Keuntungan lainnya adalah mengenal sesama pemuda dari negara-negara lain, dan berteman dengan mereka.
IMUN dan 5S
IMUN erat kaitannya dengan socialitas (kebersamaan, solidaritas). Kegiatan ini menjadi bentuk sosialisasi kelas dunia karena ada interaksi yang global.
Konferensi in juga berkaitan dengan dengan aspek scientia (pengetahuan). Seminaris dilatih mencari, menganalisis, mengolah, dan mengomunikasikannya secara jelas kepada peserta dari berbagai belahan dunia. Seminaris juga terlibat dalam forum-forum diskusi.
Selain itu, IMUN berkontribusi besar bagi pengembangan aspek sapientia (kebijaksanaan). Seminaris harus mempertimbangkan banyak hal, termasuk pemikiran, saran, dan pertimbangan orang tua sebelum memutuskan ikut serta dalam IMUN. Seminaris juga dilatih untuk efektif memanfaatkan waktu, agar siap tampil, serta tidak mengabaikan tugas dan kewajiban sekolah dan asrama.
Dalam mengikuti kegiatan IMUN, seminaris dituntut menyampaikan apa yang benar, mengedepankan respek terhadap orang lain, mendengarkan dengan sepenuh hati. Nilai-nilai seperti kebenaran, hormat, dan kasih adalah bagian dari sanctitas (kekudusan, kerohanian).
Konferensi ini menuntut peserta untuk berpikir dan bekerja. Ada kerja keras, kerja cerdas, dan kerja bijak di dalamnya.
Joice Meko
Siswa kelas XI SMA Seminari Todabelu, Mataloko