Opening Ceremony: Acara sarat makna

Ulasan Roland Reko Li

Dentuman marching band menggema memenuhi gerbang rumah susun Seminari Mataloko pada Jumat (22/08/2025) malam. Ratusan seminaris serta para romo, guru, pegawai, dan karyawan/i dalam barisan empat kelompok besar, yaitu Benedicto, Bernardo, Dominico, dan Alfonso menuju ke depan rusunawa mengisi tempat yang telah disediakan. Seluruh tempat seketika dihiasi dengan beragam warna baju setiap kelompok, yakni warna merah dari kelompok Benedicto, warna hitam dari kelompok Bernardo, warna biru dari kelompok Dominico, dan warna putih dari kelompok Alfonso. Cahaya lampu panggung membuat warna-warna itu semakin hidup, memantulkan kebanggaan pada setiap anggota kelompok tersebut.

Suasana ini membuka rangkaian opening ceremony Pesta Famili (Pesfam) 2025 wujud peringatan menjelang dies natalis Seminari pada 15 September. Opening Ceremony dibuka dengan atraksi obor yang memukau.  Beberapa siswa SMA tampil dengan bambu panjang yang ujungnya diisi sabut kelapa, dicampur minyak tanah, lalu dinyalakan. Dengan langkah perlahan mereka berjalan di depan panggung, memutar-mutar bambu yang berlidah api. Sesekali, mereka berkumur minyak tanah lalu menyemburkannya ke arah obor yang sedang mereka pegang, menciptakan semburan api yang menjulang dan membuat penonton terperangah.

Sementara itu, sejumlah siswa SMP menampilkan pertunjukkan kain tradisional. Dengan langkah anggun, mereka maju dalam dua barisan, lalu membentuk setengah lingkaran yang menawan di atas panggung. Seluruhnya mengenakan kostum merah, sementara musik instrumental teater yang disiapkan panitia mengiringi gerak mereka. Dalam irama yang selaras, setiap peserta menggoyangkan kain yang mereka pegang, menjadikannya seolah menari bersama tubuh. Pertunjukan sederhana itu berubah menjadi parade keindahan, memperlihatkan kekayaan motif kain nusantara yang hidup dalam gerak dan alunan musik.

Setelah pertunjukkan kain tradisional, semua orang menyaksikan penampilan monolog dari Jery Wolo. Dari lantai dua rusun, Jery Wolo tampil memukau dan sarat makna. Seluruh tubuhnya dilumuri cat berwarna cokelat, menciptakan kesan unik dan berbeda. Dengan suara lantang, mimik wajah yang penuh ekspresi, dan gerak tubuh yang dramatis, ia berhasil menyihir perhatian penonton. Setiap kata yang dilontarkan membawa pesan mendalam, menjadikan monolog itu bukan sekadar pertunjukkan, tetapi juga refleksi yang menggugah hati.

Kemudian, dilanjutkan dengan sambutan dari RD Tinus Ua. “Luar biasa” menjadi dua kata pembuka yang diucapkan RD Tinus Ua selaku Praeses Seminari Mataloko. Mengusung tema “Menyulam Harapan, Mewartakan Kebenaran”, ia menegaskan enam kata kunci penting yang harus dihayati bersama, yakni harapan, ziarah, rekonsiliasi, pembaruan iman, solidaritas, dan indulgensi. Dalam sambutannya, RD Tinus juga mengutip pesan Paus Fransiskus dalam Surat Gembala saat membuka Tahun Yubileum 2025, “Kita harus mengobarkan api harapan yang telah diberikan kepada kita, dan membantu semua orang untuk mendapatkan kekuatan dan kepastian baru dengan menatap masa depan dengan semangat terbuka, hati yang percaya, dan visi yang jauh ke depan.”

Menurutnya, pesan tersebut bukan sekadar rangkaian kata, melainkan tugas bersama yang harus dihidupi seluruh warga Seminari. Ia kemudian menafsirkan tema “Merajut Harapan” dengan penekanan khusus bagi para seminaris, sebagai calon imam. Mereka dipanggil untuk terus membenahi diri dan berusaha menjadi pribadi yang terbaik.

Selain itu, RD Tinus juga mengutip pesan Mgr. Paulus Budi Kleden, SVD dalam perayaan Ekaristi Dies Natalis ke-95 Seminari setahun silam. Ia menekankan tujuh sikap yang perlu dihidupi para seminaris. Pertama, connected with the Lord, yakni menyadari bahwa kita diciptakan dan dikasihi oleh Allah. Kedua, compassion, yaitu kepekaan dan bela rasa terhadap sesama. Ketiga, committed, memiliki komitmen dalam setiap tugas dan tanggung jawab. Keempat, community minded, mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Kelima, communicative, mampu mewartakan kebaikan dengan bahasa yang diterima, dimengerti, tidak melukai, tetapi justru menguatkan dan menginspirasi. Keenam, competent, yakni memiliki kemampuan yang nyata, tidak hanya sebatas kata-kata, tetapi juga melalui tindakan. Ketujuh, credible, artinya perkataan harus selaras dengan perbuatan..

“Saya berharap agar lewat kegiatan ini para seminaris, baik dalam berpikir, bertindak, maupun bertutur, selalu berpegang pada skema 7 C, terus bernyala dan menjadi pedoman hidup,” tandas RD Tinus. Ia mengandaikannya seperti rambu lalu lintas yang menuntun arah, vitamin C yang menyehatkan lembaga Seminari Mataloko, bahkan seperti tujuh sakramen Ekaristi yang menghidupkan iman. “Saya yakin formula 7 C mampu mewujudkan visi dan misi lembaga ini,” tambahnya. Sebelum menutup sambutan, ia berpesan kepada para seminaris, “Selamat berjuang menjadi yang terbaik dalam aneka perlombaan yang sudah disiapkan panitia.”

Acara ditutup dengan seluruh siswa bersama para guru yang masih dengan balutan kebersamaan menari dengan riang diiringi musik yang dibuka oleh seksi sound system.

Lebih dari Sekadar Acara

Kegiatan ini bukan sekadar perayaan biasa, melainkan sebuah rangkaian yang penuh makna. Pesan dari Paus Fransiskus tentang mengobarkan api harapan menjadi energi yang menghidupkan setiap dinamika. Pada saat yang sama, tersirat pula nilai pendidikan yang nyata, dimana setiap seminaris yang tampil, entah dalam atraksi obor, pertunjukan kain tradisional, atau monolog, sesungguhnya sedang berlatih untuk mengembangkan potensi mereka. Hal ini sejalan dengan pesan perumpamaan tentang talenta dalam Matius 25:16–30, yang menekankan pentingnya mengasah, mengembangkan, dan menggunakannya karunia yang dimiliki, bukan menyia-nyiakannya. Dengan begitu, kegiatan ini menjadi ruang latihan untuk menumbuhkan sikap tanggung jawab, kerja keras, dan keberanian melangkah maju.

Tak kalah penting, aspek budaya hadir melalui balutan kain tradisional, tarian, dan musik daerah yang menghubungkan para seminaris dengan akar warisan leluhur. Dari sini, kegiatan menjadi sarana nyata menjaga identitas sekaligus mempertemukan iman dan tradisi. Kehadiran para seminaris, para romo, guru, pegawai, serta karyawan/i memperkaya dimensi sosial, di mana semua pihak terlibat dalam sukacita dan kebersamaan.

Lebih dari itu, kegiatan ini juga melatih moral dan membentuk kepribadian para seminaris, sekaligus membantu mereka belajar mengekspresikan diri agar dapat bertumbuh menjadi pribadi yang matang dan siap melayani. Semua rangkaian acara berpuncak pada nilai yang menginspirasi, di mana pesan tentang harapan dan solidaritas menggerakkan semua yang hadir untuk melangkah ke depan dengan penuh optimisme. Dengan demikian, kegiatan ini bukan hanya memupuk talenta, tetapi juga meneguhkan panggilan yang lebih dalam dan bermakna.

Penyulam Kemeriahan di Balik Layar

Di balik kemeriahan opening ceremony Pesfam 2025, berdiri orang-orang yang dengan penuh dedikasi merajut setiap persiapan agar acara dapat berjalan sesuai harapan. Frater Tevin Lory dalam wawancara pada 24 Agustus 2025, pendamping teater dalam acara ini, menuturkan, “Sejak awal, konsep acara sudah dipikirkan oleh seksi acara SMA. Mereka yang menyusun rancangan atraksi obor, pertunjukan kain tradisional, dan monolog. Saya hanya mendampingi, membantu, mengoreksi, sekaligus menambahkan ide agar rancangan itu bisa benar-benar hidup dan mudah dipahami oleh siapa pun yang menyaksikannya.”

Lebih jauh, Frater Tevin menjelaskan bahwa teater yang dihadirkan bukan sekadar tontonan, melainkan sebuah tanda persatuan dalam perbedaan. Ia menjelaskan bahwa “Teater yang digalakkan ini sesungguhnya ingin memberikan sinyal persatuan, terutama dalam rangka satu abad Seminari. Lewat teater, kami ingin mengajak semua orang untuk bersatu hingga hari puncak pada 15 September.” Katanya lagi, “Semua orang mesti bersatu dalam satu keluarga besar Seminari yang tak terpisahkan, sehingga kita dapat menyongsong perayaan puncak dengan balutan kebahagiaan” (Roland Reko Li).

  • Related Posts

    DOMINICO RAIH TIGA POIN

    Dominico memenangkan laga, Bernardo akui tunduk di bawah panji-panji kesebelasan Dominico, Rabu (24/08/2025). Serangan cepat dilancarkan Dominico pada menit-menit awal melalui tiki taka ala Barca.  Sang kapten, Vincent Laka dengan…

    DI LAPANGAN VOLI, BERNARDO SUSAH PAYAH RAIH KEMENANGAN

    Pertandingan sengit di lapangan voli pada laga pembuka mempertemukan Bernardo vs Alfonso, Sabtu sore (23/8/2025).  Kedua tim menurunkan pemain terbaik masing-masing. Bernardo memulai permainan dengan cukup baik yakni mencuri keunggulan…