
Ulasan Tio Killa
Di bawah kabut yang menggantung muram di lapangan SMA Seminari Mataloko, sepak bola kembali menjadi panggung kemeriahan Pesta Famili 2025 (Pesfam 2025). Suara riuh penonton menyapu setiap sudut tribun dengan gairah yang penuh semangat. Dan di tengah gemuruh itu, Dominico dan Alfonso berlaga menuai skor akhir 5-3 untuk babak kedua, yang diungguli oleh kesebelasan Alfonso.
Namun siapa sangka, di dalam pertandingan yang terjadi pada Rabu (27/08/2025) ada hal yang menarik, tidak hanya sekadar koloni gerakan dribbling, passing, shooting, crossing, dan sebagainya. Kalau bukan hal-hal tersebut, apa yang membuatnya menarik? Keistimewaan dalam peraihan trofi? Atau karena sengitnya para pemain dalam setiap kelompok untuk meraih kemenangan?
Kerja Sama dan Kerukunan, Apakah Penting?
Sepak bola mengajarkan bahwa tim hanya akan berhasil jika seluruh anggotanya mau terlibat dalam kerja sama dengan baik. Kemenangan akan diraih jika setiap anggotanya sadar akan tugas dan masing-masing tanggung jawabnya. “Yang terpenting adalah bagaimana dalam permainan sepak bola ini, para pemain mengusahakan agar kerja sama mampu ditingkatkan sebaik mungkin. Sebab dengan bekerja sama, permainan bola menjadi lebih teratur, indah dan tidak bermuara pada energi negatif,” kata Vincent Rodja, (15) salah seorang pemain dari kesebelasan Alfonso.
Dalam kemeriahan pesfam, ada yang lebih bernilai dari sekadar kemenangan. Apakah itu? Kebersamaan.
Gerakan tim Dominoco dan Alfonso yang mengoper, memberi ruang, dan saling mendukung tidak lain hanyalah untuk mewujudkan Perhatian – bagaimana sesama anggota Dominico atau Alfonso menunjukkan perhatian tinggi terhadap pergerakan rekan-rekannya, memastikan posisi selalu terjaga dan celah pertahanan dapat segera ditutup.
Percaya – bagaimana Dominico dan Alfonso memercayai setiap peran anggota melalui umpan-umpan akurat dan pengontrolan bola yang merata.
Keceriaan – melalui tawa, sorakan suporter, contohnya seperti suporter dari Alfonso, yang terus bergairah dengan nyanyian gembira dan gerakan membahana, walau diselimuti kabut dan dinginnya udara.

Itulah yang menjadi makna utama dari Pesfam yang bertujuan untuk menghadirkan kembali semangat kekeluargaan dalam rangka menyongsong HUT Seminari Mataloko ke-96.
“Menurut saya, setiap pertandingan yang diselenggarakan, khususnya sepak bola dalam kesempatan ini, pada dasarnya adalah untuk memeriahkan Pesfam. Maka sesuai dengan kata ‘Pesfam’ (Pesta Famili) atau pesta keluarga, seluruh pertandingan hendaknya diusahakan agar mampu menumbuhkan rasa persaudaraan yang kuat,” kata Nando Talambo (15) yang bermain sebagai gelandang bertahan kelompok Alfonso.
Sportif, Satu Semangat Untuk Dua Kelompok
Dalam pertandingan, menang atau kalah merupakan hal yang biasa. Namun, bagaimana cara melihat kemenangan dan kekalahan sebagai bagian dalam kebersamaan, itulah yang patut dibanggakan.
“Kemenangan dalam kelompok Alfonso adalah ajang untuk merayakannya, tetapi di sisi lainnya pelu juga untuk menghargai yang kalah agar mampu menumbuhkan lingkungan yang positif,” tegas Nando.
Sebaliknya kalah bukanlah akhir untuk berjuang, melainkan meningkatkan motivasi, menghargai sebuah usaha, serta “menjadi kesempatan untuk mengevaluasi permainan agar menjadi lebih baik ke depannya,” kata Fr. Tevin Lorry, yang berlaga dalam kesebelasan Dominico.
Bukan hanya itu, saat Samuel Reta (15) dari Dominico mencetak gol sebanyak 2 kali dalam 1 babak, tampak apresiasi dari berbagai pihak khususnya dari lawan tanding, Alfonso. Sportivitas inilah yang kemudian menjadikan permainan sepak bola sebagai tolok ukur dalam sebuah kebersamaan, termasuk juga dalam rangka memeriahkan Pesfam.
“Kalah dan menang tak harus dipersoalkan panjang lebar, tetapi yang perlu diperhatikan adalah bagaimana rasa persaudaraan dapat dibangun melalui sportivitas. Dengan demikian Pesfam boleh menunjukkan makna sejatinya, terutama dalam rangka menuju satu abad,” kata Saver Ago dari Dominico.
Menjadi Pupuk bagi Solidaritas dan Relasi yang Manusiawi
Bola menjadi momentum untuk menumbuhkan rasa solidaritas yang tangguh dan kemanusiaan yang pasti.
Dalam setiap sepak terjangnya melalui pertandingan sepak bola, Alfonso dan Dominico menumbuhkan semangat untuk menghargai pihak lain.
Hal ini terbukti melalui usaha kedua belah pihak dalam mengecilkan jumlah pelanggaran, walau sempat tampak beberapa potensi untuk menciptakannya.
Maka pesfam yang sejati, tidak ditunjukkan dalam seberapa besar poin yang dihasilkan, tetapi bagaimana rasa kekeluargaan dijamin dan diwujudnyatakan. Sebab, solidaritas tidak dibangun berdasarkan kesempurnaan, tetapi melalui hal-hal kecil yang tejadi di dalam kebersamaan di lapangan.
“Melalui sepak bola, saya diajarkan untuk berelasi dengan sesama, agar mampu menciptakan kekompakan, dan di dalam kekompakan itu, harus ada hati agar mampu menciptakan Pesfam yang bermakna,” lanjut Nando mengakhiri perbincangan (Tio Killa).