Pawai bersama Semarakkan Pembukaan Pesta Keluarga

Seminari St. Yoh. Berkhmans Todabelu Mataloko mengadakan pawai bersama membuka pesta keluarga yang ke-96, Jumat sore (22/8/2025).

Kegiatan tersebut dimulai di depan pendopo SMA Seminari, masuk ke jalan utama, berbelok ke kiri, lalu masuk ke lorong samping Polsek Golewa menuju kampung Gisi. Peserta terus bergerak menuju kampung Wogo, berbelok ke kampung Lio dan masuk ke jalan utama menuju Seminari.

Komunitas Seminari dibagi dalam 4 kelompok, yakni Benedikto, Bernardo, Dominico, dan Alfonso. Keempat nama tersebut dipilih untuk mengenang para imam penjasa Seminari.

Jumat sore itu, seluruh kelompok berkumpul di depan Pendopo SMA dengan corak warna kostum yang berbeda-beda. Benedikto dengan kostum berwarna merah, Bernardo kaus oblong berwarna hitam, Dominico berwarna biru dan Alfonso  berwarna putih.

Berbagi Kebahagiaan

Selama perjalanan, para seminaris berbagi cerita dan canda tawa, bersama dengan pukulan dari kelompok marching band  yang membuat suasana terlihat begitu ramai. Keadaan yang gaduh tersebut membuat para guru dan suster yang berada di belakang barisan kembali mengarahkan para siswa.

Riuh suasana mengundang para warga melepas kesibukan mereka demi menyaksikan parade keluarga ini. Terlihat rasa bahagia yang terpancar dari senyum mereka. Tidak sedikit warga yang sekadar menyapa para seminaris demi menyalurkan rasa bahagia itu.

Opening kali ini membuat saya sangat antusias karena tahun ini ada banyak hal baru. Salah satunya keterlibatan para guru yang penuh, dari awal hingga akhir acara,” ucap Fransisca Dhera, salah satu guru senior di SMPS Seminari Mataloko.

Memasuki area rusunawa, kelompok-kelompok ini kembali berbaris rapi. Mereka masuk ketika nama kelompoknya dipanggil oleh MC. Panggilan tersebut dijawab dengan teriakan dimana tiap kelompok berusaha menjadi yang terbesar. 

Warna-Warni Budaya

Semakin tua, semakin bijaksana, semakin menyala”, sapa Arki, salah satu host, mengawali berbagai atraksi. “Setiap individu mempunyai mimpi, tapi kalau itu menjadi mimpi bersama, ia akan menjadi kenyataan,” sambung Andika, host lainnya. Keduanya dipercaya menjadi MC keseluruhan acara.

Kemeriahan upacara pembuka disempurnakan oleh beberapa atraksi dari Kelompok Teater SMPS dan SMA Seminari. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, acara pembuka tahun ini digelar di halaman rusun Seminari.

Ada atraksi obor yang membelah gelapnya malam. Sekelompok siswa dengan cahaya obor di tangan berjingkrak masuk dari selatan dan utara rusun seirama alunan musik. Lalu muncullah kelompok tari kain dengan motif yang berbeda-beda, yang menggambarkan keluarga besar Seminari yang berbeda dalam segala aspek baik itu kebudayaan, bahasa dan lainnya. Ada para siswa SMP, ada juga para seniornya dari SMA. Semuanya satu dan utuh seperti rapinya sulaman kain.

Kedua acara tersebut kemudian diikuti dengan monolog tentang waktu yang ingin menggambarkan perubahan Seminari dari saat ke saat.

“Luar Biasa,” kata RD. Martinus Ua, Praeses Seminari, diawal sambutannya. Ia berkisah menngenai acara setahun lalu yang memakai tema dari tahbisan Bapa Uskup, Peliharalah Kasih Persaudaraan. “Itu adalah tema yang bagus, tapi kali ini kita menggunakan tema yang selaras dengan tema tahun Yubileum, Peziarah Pengharapan. Kita menyulam harapan mewartakan kebenaran,” Tutur RD. Tinus seraya menyebut tema pesta famili tahun ini.

Ia berharap semuanya menjadi Peziarah Pengharapan sekaligus Peziarah hidup Seminari yang api pengharapannya tidak boleh redup. Ia juga mengartikan kata ‘menyulam’ sebagai memperbaiki segalanya, “agar menjadi lebih berkualitas,” tegasnya.

Untuk itu, ia mengulangi kembali formula 7C yang merupakan pesan Bapa Uskup, Mgr. Paulus Budi Kleden, SVD saat berkotbah pada HUT Seminari tahun lalu, yakni connected with God, compassionate, committed, community-minded, communicative, competent, dan credible. Formula itu adalah cara Seminari menyulam harapan untuk mewartakan kebenaran.

Puncak acara pembuka adalah pemotongan pita oleh RD. Tinus sebagai tanda dimulainya segala kegiatan. Keseluruhan acara ditutup dengan nyanyian dari band dan joget bersama.

Fr. Tevin Lory yang membantu mempersiapkan acara ini mengatakan, “Selama persiapan, anak-anak tidak hanya berusaha menyukseskan acara tetapi menjadi bagian dari lembaga. Rasa memiliki Seminari terlihat mulai dari saat persiapan,” ujar Tevin.

Ia juga menyampaikan, kolaborasi antara siswa SMP dan SMA sebenarnya ingin menunjukkan bahwa kita adalah satu komunitas yang tidak putus. “Selama ini kita terkadang berjalan sendiri-sendiri, SMP dengan aturannya dan SMA dengan aturannya,” lanjutnya.

“Melalui kain kita diikat dalam persaudaraan menyongsong satu abad. Kain tersebut mengirim pesan persatuan” tegasnya (Farid Boni dan Danil Peuobuq).

  • Related Posts

    DOMINICO RAIH TIGA POIN

    Dominico memenangkan laga, Bernardo akui tunduk di bawah panji-panji kesebelasan Dominico, Rabu (24/08/2025). Serangan cepat dilancarkan Dominico pada menit-menit awal melalui tiki taka ala Barca.  Sang kapten, Vincent Laka dengan…

    DI LAPANGAN VOLI, BERNARDO SUSAH PAYAH RAIH KEMENANGAN

    Pertandingan sengit di lapangan voli pada laga pembuka mempertemukan Bernardo vs Alfonso, Sabtu sore (23/8/2025).  Kedua tim menurunkan pemain terbaik masing-masing. Bernardo memulai permainan dengan cukup baik yakni mencuri keunggulan…